Kesegaran daging tidak hanya ditentukan dari pemotongan, tetapi juga bagaimana daging disimpan dan didistribusikan. Dalam industri pangan modern, konsep cold chain atau rantai dingin menjadi teknologi kunci untuk menjaga kualitas produk mulai dari rumah potong hewan hingga sampai di meja konsumen. Tanpa cold chain, daging berisiko cepat rusak, terkontaminasi bakteri, dan kehilangan nilai nutrisinya.
Cold chain adalah sistem penyimpanan dan distribusi berbasis pendinginan, di mana produk dijaga dalam suhu rendah konstan sejak awal. Untuk daging, suhu optimal biasanya di bawah -18 hingga -20°C. Tujuannya adalah memperlambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab pembusukan dan menjaga struktur protein tetap utuh. Dengan demikian, masa simpan daging lebih lama, dan konsumen tetap mendapatkan produk yang segar serta bergizi.
Bagaimana penerapannya di industri daging? Setelah pemotongan di RPH, daging segera dipindahkan ke cold room atau ruangan berpendingin dengan suhu terkontrol. Daging kemudian dikemas dan ditempatkan dalam cooler box atau kontainer berisolasi khusus sebelum didistribusikan. Proses ini tidak boleh putus—jika suhu naik terlalu tinggi bahkan untuk beberapa jam, kualitas daging bisa turun drastis.
Bagi produsen modern seperti BBF Meat Shop, cold chain bukan sekadar prosedur teknis, melainkan komitmen utama pada kualitas. Dengan rantai dingin yang terjaga, daging BBF tetap segar hingga tiba di outlet. Bahkan saat di tangan konsumen, daging masih memiliki kualitas yang sama seperti ketika pertama kali dipotong. Inilah mengapa BBF mampu memberikan freshness guarantee kepada pelanggannya.
Selain menjaga kualitas, cold chain juga memiliki implikasi kesehatan. Daging yang tidak disimpan pada suhu seharusnya bisa menjadi media pertumbuhan bakteri patogen seperti Salmonella atau E. coli. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan dan gangguan kesehatan yang serius. Dengan penerapan rantai dingin yang tepat, risiko ini bisa ditekan secara signifikan.
Cold chain juga mendukung efisiensi bisnis dan keberlanjutan. Dengan memperpanjang masa simpan, produsen dapat mengurangi potensi kerugian akibat produk rusak. Konsumen pun tidak perlu tergesa-gesa mengolah daging karena kualitas tetap terjaga lebih lama.
Singkatnya, cold chain adalah jantung dari industri daging modern. Teknologi ini memastikan daging sapi yang Anda konsumsi tetap segar, higienis, dan bernilai gizi tinggi, sehingga memberi rasa tenang dan percaya penuh kepada konsumen.


