Di Indonesia, pasar tradisional masih menjadi tempat utama untuk membeli kebutuhan sehari-hari, termasuk daging sapi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran meat shop modern atau butchery dengan standar higienis mulai menarik perhatian konsumen. Pertanyaannya, apa sebenarnya perbedaan antara toko daging modern dan pasar tradisional, serta mana yang lebih terjamin dari sisi kualitas dan keamanan pangan?
Pertama, aspek kebersihan dan higienitas. Pasar tradisional sering kali menghadapi tantangan dalam menjaga kebersihan karena kondisi lingkungan yang terbuka, kelembapan tinggi, serta peralatan yang digunakan berulang kali tanpa sanitasi menyeluruh. Sebaliknya, meat shop modern menerapkan standar kebersihan ketat. Daging dipotong di ruang bersih, disimpan dalam cold room atau lemari pendingin, dan ditangani staf dengan sarung tangan serta peralatan steril. Hal ini memberikan nilai tambah signifikan bagi keamanan produk.
Kedua, rantai dingin (cold chain). Di pasar tradisional, daging biasanya dipajang pada suhu ruang. Praktik ini membuat daging lebih cepat rusak dan rentan kontaminasi bakteri. Meat shop modern, seperti BBF, memanfaatkan cold chain bersuhu -20°C sejak pemotongan hingga display di toko untuk memastikan kesegaran dan mencegah pembusukan.
Ketiga, sertifikasi halal dan standar industri. Walaupun daging di pasar tradisional sering berasal dari RPH, namun tidak semua memiliki sertifikat halal resmi atau pengawasan intensif. Meat shop modern menekankan transparansi dengan menampilkan nomor sertifikat halal dari BPJPH, sekaligus memastikan mitra RPH memenuhi standar SNI. Konsumen dapat lebih yakin bahwa setiap potongan daging benar-benar mengikuti syariat.
Keempat, pengalaman belanja. Konsumen modern tidak hanya mencari bahan pokok, tetapi juga kenyamanan. Meat shop memberikan pengalaman belanja yang lebih teratur, display menarik, pelayanan ramah, serta edukasi melalui label informasi gizi. Sementara pasar tradisional lebih mengandalkan interaksi personal dengan pedagang, namun sering kali tanpa data transparan mengenai asal-usul produk.
Terakhir, nilai tambah. Meat shop modern memungkinkan konsumen memilih potongan sesuai standar internasional—tenderloin, sirloin, brisket—dengan ukuran seragam. Hal ini jarang ditemukan di pasar tradisional, yang umumnya menjual potongan dengan sistem “apa adanya”.
Kesimpulannya, baik pasar tradisional maupun meat shop modern memiliki tempat di hati konsumen. Namun, ketika berbicara soal jaminan higienitas, keamanan, dan transparansi, meat shop modern jelas menawarkan standar yang lebih terjamin dan relevan dengan kebutuhan masyarakat urban saat ini.


